Minggu, 20 Desember 2009

Cajanus cajan (gude)

Cajanus cajan (gude/kacang hitam)

Cajanus cajan (gude atau kacang gude) di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman pangan atau digunakan sebagai pupuk hijau. Keanekaragaman kultivar dan banyaknya cara yang dapat digunakan dalam sistem penanamannya telah membuat gude populer di kalangan petani skala kecil. Cajanus cajan merupakan major pulse crop di daerah semiarid tropic, dan telah digunakan berabad-abad dalam intercropping system, dan merupakan sumber ideal untuk makanan hewan, bahan pangan, dan bahan bakar (kayu bakar) di sistem agroforestry.
Gude kemungkinan berasal dari Asia Selatan dan muncul sekitar tahun 2000 SM di Afrika Barat, yang diduga sebagai center of origin utama yang kedua. Adanya perdagangan budak membawa tanaman ini hingga ke India Barat, di mana digunakan sebagai makanan burung sehingga diberi nama pigeonpea pada tahun 1692 oleh van der Maesen.

ABOUT THE PLANT
Nama Ilmiah : Cajanus cajan (L.) Millsp.
Sinonim : Cajanus bicolour DC.
Cajanus indicus Spreng.
Cajanus flavus DC.
Cytisus cajan L. [basionym]
Family : Fabaceae (alt. Leguminosae). Juga ditempatkan di famili Papilionaceae
Subfamily : Faboideae
Tribe : Phaseoleae
Subtribe : Cajaninae.
Genus : Cajanus
Species : cajan, flavus

Nama Lokal:
Congo pea, pigeon pea, red gram, yellow dahl (Inggris); ambrévade, pois d’Angole, pois cajan (Perancis); straucherbse (Jerman); arhar, tuver (India); feijoa-guandu, feijão-guandu, frijol de palo, guandú, guisante-de-Angola (Portugis); cachito, gandul, guaduli, guandul (Spanyol); caja, puspo-poroto (Peru), kachang (Asia); chieh tu tzu, chieh tu, Shu tuo (Cina); kagios, kalios, kadios, gablas (Tagalog); Gungo pea, No eye pea, adhaki, chivatillo, sacha poroto, shantouken.
Kacang hiris (Sunda), kacang bali, ritik lias (Sumatera). ; Kacang gude, gude, kacang kayu (Jawa), kance (Bugis). ; Kacang bali, ritik lias (Sumatera). kacang kaju (Madura).; Kekace, undis (Bali). lebui, legui, kacang iris, kacang turis; Puwe jai (Halmahera), fou hate (Ternate, Tidore).

Bagian yang Digunakan:
Akar, daun, bunga, biji.

Morfologi
Tumbuhan sebagai perdu tegak, tinggi 1 - 2 m. Batang berkayu, bulat, beralur, berbulu, hijau kecoklatan. Daun berkumpul tiga, bertangkai pendek. Helai daun bulat telur sampai elips, tersebar, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Perbungaan majemuk, keluar dari ketiak daun, bentuk tandan, karangan bunga 15 - 30 cm, mahkota bentuk kupu-kupu, kuning. Buah polong pipih, panjang putih keabu-abuan, kuning, coklat atau hitam, dengan 2-9 biji/polong.

Distribusi
Asia: Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Sri Lanka.
Africa: Ethiopia, Kenya, Malawi, Tanzania, Uganda.
Kini tersebar luas dan ditanam di daerah tropis dan subtropics.

Ekologi
☼ Kebutuhan tanah
Dapat ditanam pada berbagai macam tekstur tanah, dari berpasir hingga tanah liat tetapi memerlukan pengairan yang bebas. Tumbuh baik pada pH 5-7 tetapi dapat mentoleransi pH 4.5–8.4. Sensitive terhadap salinitas tinggi.
☼ Kelembaban
Sangat toleran terhadap kekeringan, mampu tumbuh lebih dari 6 bulan pada musim kering dengan curah hujan <300>35ºC dengan kelembaban dan kesuburan tanah cukup, tetapi umumnya tumbuh pada temperature 18–30ºC. Dapat tumbuh di ketinggian tetapi pertumbuhan diperlambat oleh temperature rendah.
☼ Cahaya
Membutuhkan sinar matahari penuh tetapi dapat toleran saat fase pertumbuhan vegetatif, namun akan menghasilkan batang yang layu. Sangat sensitive terhadap radiasi rendah saat pertumbuhan polong dan memerlukan sinar matahari penuh saat fase ini.
☼ Perkembangan reproduktif
Gude membutuhkan day length di bawah 12,5 jam agar dapat berbunga dan menghasilkan biji. Tetapi, banyak varietas telah dikembangkan dengan respon yang berbeda terhadap day length. Varietas pendek mulai berbunga hanya 60 hari setelah penanaman, sedangkan spesies yang lebih tinggi berbunga lebih lambat, sekitar 180 -250 hari setelah penanaman.

Toksisitas
Tidak terdapat laporan terjadinya keracunan.

KANDUNGAN KIMIA
Berdasarkan analisis kimia, gude mengandung:
2'-0'methylcajanone, 2'-hydroxygenistein, 5,7,2'-trihydroxyisoflavone, alpha-amyrin, beta-amryin, beta-sitosterol, cajaflavanone, cajaisoflavone, cajanin, cajanone, cajaquinone, concajanin, ferreirin, genistein, isogenistein-7-0-glucoside, lupeol, phenylalanine, stigmasterol.

Kandungan air dan senyawa per bagian tanaman
Φ Biji tanpa kulit:
Air, 15.2; protein, 22.3; lemak (ekstrak eter), 1.7; mineral, 3.6; karbohidrat, 57.2; Ca, 9.1; dan P, 0.26%; vitamin A, 220 IU dan vitamin B1, 150 IU per 100 g.
Φ Biji kering (per 100 g):
345 kalori, 9.9% air, 19.5 g protein, 1.3 g lemak, 65.5 g karbohidrat 1.3 g serat, 3.8 g abu, 161 mg Ca, 285 mg P, 15.0 mg Fe, 55 μg β-carotene equivalent, 0.72 mg thiamine, 0.14 mg riboflavin, and 2.9 mg niacin.
Φ Biji yang belum masak (per 100 g):
117 kalori, 69.5% air, 7.2 g protein, 0.6 g lemak, 21.3 g total karbohidrat, 3.3 g fiber, 1.4 g abu, 29 mg Ca, 135 mg P, 1.3 mg Fe, 5 mg Na, 563 mg K, 145 μg β-carotene equivalent, 0.40 mg thiamine, 0.25 mg riboflavin, 2.4 mg niacin, and 26 mg asam askorbat/100 g. Total asam amino: 6.7% is arginine, 1.2% cystine, 3.4% histidine, 3.8% isoleucine, 7.6% leucine, 7.0% lysine, 1.5% methionine, 8.7% phenylalanine, 3.4% threonine, 2.2% tyrosine, 5.0% valine, 9.8 aspartic acid, 19.2% glutamic acid, 6.4% alanine, 3.6% glycine, 4.4% proline, 5.0% serine.
Φ Minyak biji:
5.7% linolenic acid, 51.4% linoleic, 6.3% oleic, dan 36.6% asam lemak jenuh.
Φ Biji:
Trypsin inhibitor dan chymotrypsin inhibitor.
Φ Daun hijau segar:
70.4% air, 7.1 protein kasar, 10.7 serat kasar, 7.9 ekstrak N-bebas, 1.6 lemak, 2.3 abu, flavonoida,saponin,dan polifenol.
Φ Tanaman keseluruhan (kering dan ground):
1,1.2% air, 14.8 protein kasar, 28.9 serat kasar, 39.9 ekstrak N-bebas, 1.7 lemak, dan 3.5 abu. (Duke, 1981a).
Φ Batang:
Flavonoida,saponin,dan tanin.

PENGGUNAAN DI MASYARAKAT
Non-medisinal
Gude lebih dikenal sebagai bahan pangan manusia. Di Karibia dan Fast Africa, biji gude dimakan sebagai sayur dan ditanam serta dikalengkan secara komersial di India Barat. Daunnya dapat dipotong dan digunakan langsung sebagai makanan ternak atau dikemas. Batang digunakan sebagai kayu bakar. Daun dapat dimakan tetapi cabangnya akan retak dan patah saat hewan menarik daunnya. Ditanam sebagai pagar untuk menghalangi angin, dan sebagai penutup tanah atau sebagai tanaman peneduh. Fiksasi nitrogen yang baik akan menghasilkan pupuk hijau yang berguna; sebagian besar nitrogen fiksasi ditransfer ke biji setelah berbunga.

Medisinal
Kegunaan tiap bagian tanaman
♠ Akar berkhasiat untuk mengatasi: penenang (sedatif), peluruh dahak (ekspektoran), obat luka, dan obat pemberantasan cacing (antelmintik).
♠ Daun berkhasiat untuk mengatasi: sakit kuning (jaundice), sakit di dalam mulut, batuk, diare, demam, gangguan perut, pembersih darah, anemia, hepatitis, diabetes, infeksi urinary, iritasi kulit, iritasi genital.
♠ Biji berkhasiat untuk mengatasi diuretic, kelainan darah, memar atau bengkak.
♠ Bunga berkhasiat untuk mengatasi disentri dan kelainan menstruasi (dalam bentuk infuse), infeksi saluran pernapasan atas dan nyeri (dalam bentuk teh), serta bronchitis, batuk, dan pneumonia.

Contoh Penggunaan Secara Tradisional :
1. Kurap : Daun gude segar sebanyak 5 g dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih, aduk merata, lalu dioleskan pada kudisnya.
2. Herpes zooster : Siapkan daun gude segar secukupnya, cuci bersih dan digiling halus. Balurkan pada gelembung-gelembung herpes lalu ditutup dengan kain kasa. Diganti 3 – 4 kali sehari.
3. Batuk, diare, dan gangguan perut : Ambil daun gude segar sebanyak 2 genggam, cuci dan rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin disaring, minum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
4. Sakit di dalam mulut : Ambil daun gude muda secukupnya, cuci bersih dan kunyah. Biarkan beberapa saat, baru ampasnya dibuang.
5. Sakit kuning: Ambil daun gude segar secukupnya, cuci dan giling halus. Air perasannya ditampung sampai terkumpul 1/2 cangkir. Tambahkan garam seujung sendok teh. Aduk, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.
6. Memar : Ambil biji gude secukupnya lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit air sampal menjadi seperti bubur. Oleskan pada bagian tubuh yang memar.

Penggunaan internasional
Argentina: Bronkitis, batuk, iritasi genital, pneumonia, masalah kulit
Brazil: Kelainan darah, batuk, demam, inflamasi, nyeri, infeksi pernapasan, luka bernanah
China: Antidot, ekspektoran, sedatif, vermifuge, tumor
Cuba: Bronkitis, selesma
Dominican Republic: Masalah pernapasan, sakit tenggorokan, luka
Haiti: Antidot, berkumur, sakit kuning, urticaria, luka
India: Kolik, kejang, kusta, tumor (perut)
Malaysia: Nyeri perut, batuk, dermatosis, diare, sakit telinga, enteritis
Mexico: Astringent, diuretik, laksatif, disentri
Peru: Anemis, diabetes, disentri, hepatitis, kelainan menstruasi, infeksi saluran kencing, yellow fever, diuretik
Trinidad: Flu, stroke

INDIKASI
- mengurangi demam
- menyembuhkan luka
- sebagai astringent
- menormalkan menstruasi
- mengurangi inflamasi
- mengurangi sakit
- menghentikan pendarahan
- mengurangi mukus (pada batuk)
- meningkatkan urinasi